Pages

Wednesday, March 21, 2012

Takengon : Keindahan Kota Dingin di Aceh

Danau Laut Tawar

Angin dingin akan menyapu wajah Anda, saat Anda melewati lapisan kabut. Di sini, suhu rata-rata hampir permanen sekitar 20 derajat selsius, atau 68 derajat Fahrenheit yang nyaman. 100 kilometer dari tepi barat, kota kecil Takengon yang indah ini menyambut Anda.
Takengon adalah ibu kota Kabupaten Aceh Tengah. Kawasan ini merupakan dataran tinggi yang berhawa sejuk dan memiliki beragam tempat wisata indah. Letak nanggroe (kampung/kota) yang satu ini berdasar­kan peta persis di tengah-tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Secara nyata, ia terletak di atas ket­inggian 1200 meter dari permukaan laut. Tak ayal lagi, kota ini disebut juga dengan daerah pegunungan dengan hawa dingin hutan Leuser yang menusuk tulang sum-sum saat berada di sana.
Sejak dikeluarkannya undang-undang otonomi khusus Nanggroe Aceh Darus­salam daerah ini menjadi dua kabupaten—Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah. Kendati sudah menjadi dua bagian tingkat dua di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, masyarakat umumnya tetap lebih mengenal nama Takengon untuk wilayah kekuasaan Reje Linge itu.
Hawa sejuk pegunungan yang dihembuskan dari hutan Leuser menjadikan daerah ini dikenal juga dengan tempat tersejuk di Aceh. Di samping terkenal dengan hawa sejuk pegunungannya, di kota ini juga banyak tersimpan cerita yang dijadikan sejarah dalam kehidupan masyarakat, seperti cerita Putri Ijo, Reje Linge, Malem Diwa, dan Sejarah Laut Tawar yang masyarakat di sana menyebutnya dengan Asal Mule Lut Tawar
Gua Loyang Koro
Cerita-cerita tersebut telah melahirkan objek wisata alam yang sangat dikenal masyarakat Aceh dan In­donesia pada ummnya. Laut Tawar, Gua Pukes, Pacuan Kuda, merupakan salah satu dari sekian tempat wisata yang dike­nal, di samping tempat-tempat wisata kecil lainnya semisal Air Panas di Simpang Balek dan Air Dingin di Wih Ni Kulus. Di sana terdapat juga objek wisata kebun binatang, yang ke­cil kemungkinan bisa ditemukan di daerah lain di Aceh. Hal ini membuktikan masyarakat di sana mencintai kedamaian, termasuk bersama hewan.
Pacuan Kuda
Wilayah ini juga terkenal dengan keseniannya. Di antaranya ada didong, sebuku, pepongoten, melengkan, menunes, dan syair. Semua kesenian ini dilagukan atau disyairkan dengan bahasa Gayo. Namun, tidak tertutup kemungkinan dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia atau bahasa lain. Aceh Tengah juga dikenal dengan tarian tareng-tareng kopeng yang biasa dilantunkan untuk pengantin baru.
Dari segi perkebunan, daerah ini sangat terkenal den­gan kopi Gayonya. Kopi menjadi komoditas kebanggaan masyarakat Aceh Tengah. Jenis kopi Arabica ini tumbuh subur di daerah dingin Gayo dengan ketinggian 1.200 – 1.600 meter di atas permukaan laut. Di samping itu, hasil pertanian/ perkebunan lainnya yang dikenal di daerah ini adalah jeruk keprok dan durian. Hasil hortikultura lainnya disebutkan juga ada kol (kubis), sawi, alvukat, asma, mar­quisa, damar, dan lain-lain.
Kupi Gayo
Dengan semua potensi yang dimiliki, Takengon menjadi Salah Satu Objek wisata yang sangat diminati oleh wisatawan domestik maupun Internasional di ujung pulau Sumatera.


No comments:

Post a Comment